f Kelalaian RSUD Bima Meregang Nyawa - Alan Malingi | Mengupas Sejarah, Budaya dan Pariwisata

Header Ads

Kelalaian RSUD Bima Meregang Nyawa

Sungguh ironi nasib yang dialami Iwan Abdullah (38) pasien  miskin pengguna kartu Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) warga asal Desa Piong Kecamatan Sanggar Kabupaten Bima. Korban harus meregang nyawa, tanpa pertolongan maksimal dari tenaga medis Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Bima, alasan tidak memiliki Kartu Keluarga. 

 
Seperti ditutur Syahrul keluarga almarhum, pada sejumlah wartawan Jum’at kemarin, pasien yang telah meninggal Kamis malam lalu di zal penyakit dalam RSUD Bima, sejak dirawat inap Rabu lalu yang sebelumnya lama dipendam di Instalasi Gawat Darurat (IGD), sama sekali tidak mendapat pelayanan dan penanganan serius dari tenaga medis RSUD Bima, hanya karena tidak bisa menunjukan Kartu Keluarga sebagai prasyarat administrasi bagi pasien yang menggunakan kartu Jamkesmas.
Yang lebih miris, kata Syahrul, almarhum yang didiagnosa mengidap penyakit gangguan hati, sempat dicabut cairan infus yang sudah terpasang ditubuh pasien oleh tenaga medis setempat, karena alasan yang sama. Bahkan saking tidak manusiawinya pelayanan dan penanganan RSUD Bima, ujarnya, saat ditanya apa jenis obat yang mesti dibeli keluarga pasien untuk penanganan lebih lanjut guna menyembuhkan almarhum, tidak diberitahu tenaga medis RSUD Bima, “Kami belum bisa menyodorkan resep obat pasien, sebelum kartu keluarga diserahkan keluarga untuk kelengkapan syarat administrasi pasien Jamkesmas, “kata Syahrul menceritakan kembali jawaban tenaga medis.
Bahkan kata dia, meski tidak menyebutkan bahwa telah terjadi malpraktek terhadap penanganan pasien yang telah merenggut nyawa di zal penyakit dalam,  selama satu hari lebih dirawat di RSUD Bima hingga almarhum mengehembuskan nafas terkahir, hanya satu kali perlakuan dokter special pada pasien. Dan selama itu pula katanya, tidak ada obat dan pelayanan yang maksimal diberikan pihak RSUD Bima. “Bukannya dirawat, malah cairan infus yang terpasang dicabut perawat, “ujarnya.
Meski dirinya selaku keluarga mengakui bahwa kematian sebuah takdir, tetapi yang disesalkan pihak keluarga ujarnya, penanganan pasien mesti dikedepankan secara maskimal. Artinya ada usaha dan tindakan penyelamatan yang dilakukan pihak RSUD Bima pada setiap pasien hingga tidak terjadi kematian sebagaimana dialami keluarganya yang tanpa penanganan dan pelayanan pihak medis.
Soal belum diserahkannya kartu keluarga sebagaimana permintaan pihak RSUD Bima bagi pasien miskin pengguna kartu Jamksemas, kata dia, murni keterlambatan akibat tempat tinggal yang jauh dari RSUD Bima.
Sebagai pihak keluarga yang dikecewakan pelayanan RSUD, Syahrul, berharap kejadian dan bentuk pelayanan yang tidak becus yang terkesan tidak manusiawi hingga berdampak fatal pada nyawa pasien tidak terulang lagi dan dialami pasien lain. “Kami tidak akan menuntut, hanya mengeluhkan pelayanan yang tidak maksimal pihak RSUD, “keluhnya.
Direktur RSUD Bima, dr H M Ali yang dimintai tanggapan via Seluler, mengaku tidak tahu kalau ada pasien yang diterlantarkan hingga meninggal, karena alasan tidak menyerahkan kartu keluarga sebagai prasyarat administrasi pasien pengguna kartu Jamkesmas.
Saking tidak tahunya, direktur yang baru dilantik menggantikan direktur lama tersebut, malah balik bertanya pasien dirawat di zal mana dan apa penyakitnya. Maksudnya, untuk dikoordinasikan pada penganggung jawab ruangan dan pada dokter yang menanganinya, “Saya tanya dulu sama penanggung jawab ruangan dan dokter yang menanganinya, “singkat dr asli Bima tersebut.

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.