Peti Majapahit



Di atas loteng rumah ini, terdapat seperangkat benda yang diperkirakan peninggalan era Majapahit. Berkali kali saya tanya kepada ibu Nining, pemegang kunci rumah dan beberapa warga, bahwa benda benda itu adalah peninggalan Majapahit dan ada kaitannya dengan keberadaan Makam Raja Bima Manggampo Jawa pada abad ke 14.
Benda benda tersebut berupa peti kayu, tombak, payung yang sudah rusak, benda berbentuk kendi atau cerek air, dan Topi besi. Sayang sekali peti kayu dengan ukiran bunga satako atau bunga setangkai( menurut saya) tidak diperbolehkan untuk dibuka.

Benda benda tersebut berupa peti kayu, tombak, payung yang sudah rusak, benda berbentuk kendi atau cerek air, dan Topi besi. Sayang sekali peti kayu dengan ukiran bunga satako atau bunga setangkai( menurut saya) tidak diperbolehkan untuk dibuka.

Berkali kali saya bertanya kenapa tidak boleh dibuka? Ibu Nining dan beberapa warga yang mendampingi saya dan tim Makembo menjawab bahwa telah menjadi pesan turun temurun bahwa peti itu tidak bisa dibuka. Kami hanya dapat mengabadikan peti dan perlengkapannya itu dengan memfoto dan membuat video.
Keberadaan Peti yang diduga peti majapahit ini perlu ditelusuri lebih lanjut.Apakah ada benang merahnya dengan Majapahit dan Raja Bima pada abad ke 14 yaitu Raja Manggampo Jawa. Dalam catatan sejarah Bima bahwa di abad ke 14 Raja Bima yang bernama Mitra Indera Tarati pergi ke Majapahit dan menikah disana. Dari pernikahan itu, lahirlah putera Mahkota yang diberinama Manggampo Jawa yang kelak kembali ke Bima menjadi Raja.
Era Manggampo Jawa adalah era transformasi dan adaptasi tehnologi Majapahit di Bima. Salah satunya adalah tehnik pembuatan batu bata Majapahit diterapkan di Bima.
Saya berharap kedepan akan ada penelitian lebih lanjut berkaitan dengan keberadaan Peti Majapahit ini dan leberadaan makam Manggampo Jawa di dusun Kawae desa Maria Utara kecamatan Wawo. Kami tidak terlalu lama berada di atas loteng rumah itu, karena sedikit saja bergerak, rumah tampak goyang. Apakah karena yang naik ke atas loteng itu gemuk gemuk? he he he.. wallahu alam.
Maria, Wawo 4 Agustus 2019
Salam,
Alan Malingi
Keberadaan Peti yang diduga peti majapahit ini perlu ditelusuri lebih lanjut.Apakah ada benang merahnya dengan Majapahit dan Raja Bima pada abad ke 14 yaitu Raja Manggampo Jawa. Dalam catatan sejarah Bima bahwa di abad ke 14 Raja Bima yang bernama Mitra Indera Tarati pergi ke Majapahit dan menikah disana. Dari pernikahan itu, lahirlah putera Mahkota yang diberinama Manggampo Jawa yang kelak kembali ke Bima menjadi Raja.
Era Manggampo Jawa adalah era transformasi dan adaptasi tehnologi Majapahit di Bima. Salah satunya adalah tehnik pembuatan batu bata Majapahit diterapkan di Bima.
Saya berharap kedepan akan ada penelitian lebih lanjut berkaitan dengan keberadaan Peti Majapahit ini dan leberadaan makam Manggampo Jawa di dusun Kawae desa Maria Utara kecamatan Wawo. Kami tidak terlalu lama berada di atas loteng rumah itu, karena sedikit saja bergerak, rumah tampak goyang. Apakah karena yang naik ke atas loteng itu gemuk gemuk? he he he.. wallahu alam.
Maria, Wawo 4 Agustus 2019
Salam,
Alan Malingi
Post a Comment