f Membudayakan Pembangunan - Alan Malingi | Mengupas Sejarah, Budaya dan Pariwisata

Header Ads

Membudayakan Pembangunan

 


Ini adalah Lawatu Puru atau Kawatu Puru. Sejenis penganan dari beras yang diisi dengan kelapa parut dicampur sedikit gula dan garam. Kemudian dibungkus daun pisang seperti lemper dan dibakar. Saat ini Kawatu Puru biasa dijual oleh ibu ibi diseputaran Talabiu. Pada masa lalu Kawatu Puru merupakan oleh oleh para peladang setelah panen utuk dibagikan kepada keluarga dan kerabat di kampung setelah kembali dari Oma(ladang).

 

Apa hubungan antara Lawatu Puru dengan Membudayakan Pembangunan? Istilah ini saya dapatkan dari Bapak Badul Munir (Wagub NTB 2008-2013) ketika beliau mengundang Komunitas Makembo untuk diskusi dan makan malam terkait SAMOTA di rumah makan Mahkota Mawar kawasan pantai Ama Hami Kota Bima 2015.

 

Beliau mengatakan bahwa konten konten lokal sebagai warisan budaya leluhur belum kita jadikan icon dalam pembangunan daerah.Kuliner tradisional belum mendapat porsi untuk disuguhkan pada acara pemerintah.Kalaupun ada hanya pada acara acara skala besar dan disuguhkan pada kedatangan pejabat pejabat tinggi. Tetapi dalam kegiatan rapat rapat kantoran kebanyakan didominasi kue kue moderen.

 

Ruangan ruangan, aula rapat, jalan jalan belum diberi nama dengan konten lokal seperti nama tokoh, nama tempat yang memiliki nilai historis dan bahkan nama nama yang sudah melegenda dalam sejarah atau petuah dan falsafah leluhur Dana Mbojo seperti Nggusu Waru, Maja Labo Dahu, dan lainnya. Kalaupun ada, sejauh ini kita cenderung memberi nama dengan konten luar dari daerah lain.

Pemberian nama jalan, aula, masjid dan.mushalla bahkan taman dengan konten lokal sangat bermanfaat bagi generasi agar mereka tahu dan faham tentang konten kontek lokal dari warisan sejarah dan budaya Mbojo.

 

Sudah saatnya kita menginventarisasi konten lokal darap derap penbangunan daerah, memanfaatkan kuliner lokal dalam acara dan jamuan baik skala kecil maupun besar, memberi nama jalan,ruangan dan aila dengan nama pahlawan dan tokoh kokal. Hal.itu adalah salah satu cara kita menghargai warisan leluhur dan membudayakan pembangunan.Semoga bermanfaat dan mari bergerak bersama untuk membudayakan pembangunan

 

Foto : Kawatu Puru pada acara Dialog Budaya Bima Dalam Bingkai Waktu oleh Pelestari Budaya Mbojo-Kae.Auditorium Sudirman STKIP Taman Siswa Bima.Rabu 13 Januari 2021.

Diberdayakan oleh Blogger.