Kota Bima Dalam Kabut
Inilah
pemandangan kota Bima dari tanjakan Ntobo menuju Ndano Nae di sisi utara kota
Bima. Kabut masih menyelimuti kota di ambang fajar. Perlahan-lahan mulai
menipis disapa mentari yang menyambut hangat. Sepertinya penduduk kota kecil
ini sebagian masih terlelap dikala warga Ntobo dan Ndano Nae mulai mendaki
gunung menuju tegalan dan huma untuk menanam. Hujan yang semalam mengguyur
semakin menambah kesejukan di minggu pagi (9/12) bersama kicau burung-burung
menyapa kehidupan. Ya, kehidupan lereng kota Bima yang mulai menyemai padi
kehidupan.
Dari
lorong-lorong kampong hingga ke tanjakan dan areal huma warga Ntobo,Rite dan
Ndano Nae mulai beraktifitas dalam balutan kabut yang mulai menipis. Ada yang
berjalan kaki, naik sepeda motor meski kondisi jalan berbatu dan licin, ada
juga yang naik truk tanpa mengindahkan keselamatan. Mereka
berjubel,berdesak-desakan, tua muda dan bahkan anak-anak. “ Kebetulan libur,
makanya saya bawa juga anak-anak. “ Ungkap Saimah, warga Rite yang juga ikut
pergi menanam di lahan milik keluarganya di Ndano Nae.
Dalam
bulan Desember, seiring turunnya hujan warga kota Bima terutama di
lereng-lereng pegunungan mulai melakukan kegiatan menanam. Kegiatan ini dikenal
dengan Sagele. Karena dalam kegiatan menanam dihibur dengan biola dan Gambo
disertai lagu-lagu Bima untuk menghibur warga yang menanam. Kota Bima dalam
Kabut bersama aktiftas yang mulai menggeliat di sudut-sudut kota. (*alan)
Post a Comment