f Weekend Di Pulau Satonda - Alan Malingi | Mengupas Sejarah, Budaya dan Pariwisata

Header Ads

Weekend Di Pulau Satonda



Pulau Satonda kala Senja

Satonda adalah sebuah pulau mungil nan indah di sebelah barat gunung Tambora  NTB. Di dalam pulau ini terdapat sebuah danau air asin dengan tingkat keasinan yang cukup tinggi. Para wisatawan Mancanegara sering singgah di pulau ini untuk weekand dengan kapal pesiar dari pulau Bali-Lombok dan pulau Moyo sebelum melanjutkan perjalanan ke pulau Komodo NTT. Bagi anda yang ingin menghabiskan weekand di pulau –pulau terluar dan jauh dari kebisingan sambil diving dan snorkeling, Satonda adalah pilihannya. 


Jika dari kota Bima atau bandara Muhammad Salahuddin Bima, Satonda memang cukup jauh.
Pose Bersama Komunitas JELAJAH Di pulau Satonda.
Perjalanan menuju Satonda ditempuh sekitar 4 sampai 5 jam dari kota Bima. Meski jauh, namun sepanjang perjalanan cukup mengasyikan. Memasuki kecamatan Pekat kabupaten Dompu, terutama di sepanjang jalur Doro Ncanga dan Doro Peti, mata kita disuguhi pemandangan indah dengan hamparan padang savana Tambora di sisi utara dan teluk saleh yang biru merangsang. Pokoknya tak akan bosan dan jenuh deh, pemandangan indah menemani perjalanan menuju Satonda.


Akses menuju Satonda bisa dilalui dari Labuan barat Desa Nanga Miro kabupaten Dompu dari sisi selatan dan desa Labuan Kananga di sebelah timur. Dua wilayah ini sangat dekat dengan pulau satonda yaitu sekitar 15 menit penyebrangan dengan menggunakan motor boat maupun perahu tempel. Pada akhir Juni 2014 saya dan Komunitas JELAJAH menyebrang ke pulau Satonda lewat Labuan Barat desa Nanga Miro Kabupaten Dompu. Di katakana Labuan Barat karena Labuan ini sering menjadi tempat persinggahan perahu-perahu di kala musim barat tiba. Karena di musim itu, keadaan laut di teluk ini cukup tenang.
Danau Air Asin Satonda Di tengah pulau.
Ada apa aja she di Satonda ?  pulau ini berpasir putih di sekelilignya dengan luas 2600 Ha dengan hutan lebat yang telah ditetapkan sebagai hutan lindung dan cagar alam. Pintu gerbang pulau ini berada di sisi selatan pulau yang berhadapan dengan pantai Labuan barat desa Nanga Miro Kabupaten Dompu. Memasuki pulau, kita dapat berkeliling dan jalan kaki dengan sedikit tanjakan menuju danau air asin di tengah pulau dengan luas sekitar 200 Ha. Di areal pulau sudah terdapat bangunan seperti café dan resto kecil, sementara penginapan belum ada. Tapi menurut penjaga Toto Suharto ( 41 Tahun) pengunjung diperbolehkan untuk menginap dengan tenda dan kemah sendiri asalkan mematuhi segala ketentuan yang ada di pulau itu seperti tidak boleh berburu, membuang sampah sembarangan dan tidak terlalu berjalan jauh di areal hutannya. “ Namun selama ini jarang wisatawan yang menginap, terutama wisman hanya mampir setengah hari atau beberapa jam dengan kapal pesiar. “ Urai Toto sambil menunjuk sebuah kapal pesiar Land See Cruise dari pulau Moyo yang sedang buang  jangkar  di perairan  pulau Satonda.
Dikatakakn Toto, setiap bulan lebih dari empat kapal pesiar yang singgah di pulau Satonda dengan tariff singgah yang sangat murah yaitu Rp.40.000 untuk 3 jam singgah. Jumlah wisatawan manca Negara dalam sekali singgah rata-rata sekitar 50 orang.Sedangkan puncak singgah wisatawan adalah pada bulan Agustus sekitar lebih dari 400 orang. Kapal-kapal pesiar yang sering singgah di pulau Satonda antara lain Damai Satu,Damai Dua, See Dream dan kapal-kapal lainnya yang rata-rata dari pulau Bali dan Lombok.
Pantai So Fanda di sebalah utara pulau Satonda.
Menurut Wikipedia, danau ini mempunyai keunikan karena airnya asin seperti air laut. Diperkirakan air danau ini asin karena tercampur dengan air laut yang meluap dan terperangkap di danau pada saat gunung Tambora meletus (mirip dengan danau Kakaban). Ini dimungkinkan karena jarak pulau Satonda dengan gunung Tambora sangatlah dekat dan seperti diketahui letusan gunung Tambora merupakan letusan yang sangat dahsyat sehingga sangat mungkin menimbulkan gelombang pasang (tsunami) yang dahsyat pula.  

Keong2 Raksasa diduga terangkat akibat tsunami letusan tambora. 
 Dua ilmuwan Eropa, Stephan Kempe dan Josef Kazmierczak, merintis penelitian di danau itu. Mereka pertama kali mengunjungi Danau Satonda saat Dutch Indonesian Snellius II Expedition pada November 1984, dan kemudian kembali untuk menelitinya pada 1989 dan 1996.Kempe dan Kazmierczak menuangkan sebagian hasil penelitian mereka dalam artikel berjudul Microbialites and Hydrochemistry of the Crater Lake of Satonda, 1996. Keduanya berpendapat, basin Satonda muncul bersamaan dengan terbentuknya kawah lebih dari 10.000 tahun lalu.
Satonda dan sekitarnya memang indah. Di sisi barat tampak pulau Moyo. Di sebelah timur tampak Labuan Kananga dan gunung Tambora. Di sisi utara terdapat banyak pantai-pantai indah yang sanga tepat untuk diving dan snorkeling seperti di so fanda dan kawasan dekat pelabuhan Meranti di sisi selatan desa Nanga Miro. Ayo…. Sekali-sekali habiskan weekand di Satonda. (*alan)

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.