Lingkar Utara Tambora Yang Terabaikan
Kuda liar dan savana di lingkar utara Tambora |
Tujuh puluh
tahun lamanya, Sejak Indonesia merdeka masyarakat di lingkar utara Tambora
mulai dari Sanggar hingga Labuan Kananga belum menikmati mulusnya jalan
sebagaimana wilayah lainnya. Setiap hari, masyarakat di sini melewati dengan jalan berlubang, sungai-sungai tanpa jembatan
dan titian pendakian terjal yang mengancam nyawa. Tapi karena sudah terbiasa
dengan kondisi jalan seperti itu, masyarakat menikmati saja apa adanya.
Sangat
miris, di tengah genjarnya promosi dan persiapan event Tambora Menyapa Dunia,
wilayah lingkar utara ini terabaikan. Padahal potensi dan pesona sepanjang
jalur ini cukup besar dan menjanjikan. Potensi mutiara, padang savanna, air
terjun Sori Panihi, Sori Marai dan sejumlah spot menarik lainnya tidak kalah
dengan jalur lingkar selatan. Jarak tempuh melewati lingkar utara Tambora
ditempuh dua kali lipat dari jarak tempuh jika melewati lingkar Selatan yang
mulus. Jalur lingkar utara Tambora adalah jalan propinsi yang berada di kabupaten
Bima. Tetapi sangat terabaikan.
Ruas-ruas
jalan yang rusak parah menemani Sepanjang perjalanan saya dengan Tim National
Geofraphic Indonesia. Dari cabang Sori utu menuju Sanggar memang terlihat ada
aktivitas perbaikan jalan. Tetapi memasuki tanjakan desa piong, mobil avanza
yang kami tumpangi mengalami kesulitan menanjak karena jalan yang rusak parah.
Kami sedikit lega setelah melewati desa Oi Saro karena disuguhi jalan hotmix
dan keindahan sabana dan teluk Sanggar. Namun itu hanya sesaat. Melewati Labu
Bili hingga Labuan Kananga kami melewati jalan kerikil dan melewati beberapa
sungai, termasuk sungai Sori Marai yang belum memiliki Jembatan.
Jika jalur
lingkar utara Tambora mulus, maka pesona dan potensi di wilayah ini akan dapat
diangkat dan ditata untuk kemajuan daerah. Di jalur ini terdapat peninggalan
kerajaan Sanggar yang saat ini tercecer di rumah-rumah warga. Museum sederhana
untuk mengupulkan benda-benda itu akan menjadi obyek wisata sejarah yang
menarik. Kemudian di kebun kopi Tambora, tepatnya di rumah atas banyak terdapat
artefak temuan sisa peradaban Tambora. Semua itu adalah potensi dan pesona yang
akan menjadi asset wisata daerah dan berdampak pada PAD daerah. (alan)
Post a Comment