f Melestarikan Bahasa, Manuskrip Dan Aksara Bima - Alan Malingi | Mengupas Sejarah, Budaya dan Pariwisata

Header Ads

Melestarikan Bahasa, Manuskrip Dan Aksara Bima


 Kamis, 1 Juli 2021 bertempat di pelataran Sultan Abdul Kahir 1 Museum Asi Mbojo dilaksanakan kegiatan Seminar Museum dengan tema Menyelamatkan Bahasa, Manuskrip Dan Aksara Bima.Seminar ini juga dilaksanakan dalam rangka memperingati hari jadi Bima ke-381.


Para pemateri dalam seminar ini adalah Ruslan.S.Sos(Alan Malingi)Kepala Museum Asi Mbojo dengan materi Perjalanan Bahasa Bima. Dewi Ratna Muchlisa, M.Hum Kepala Museum Samparaja dengan materi Penyelamatan Manuskrip Bima.Dr.Syukri Abubakar, M.Ag Ketua STIT Sunan Giri Bima dengan materi tentang Sejarah Dan Bentuk Aksara Bima. Para peserta terdiri kalangan guru bahasa di Kabupaten Bima, budayawan, dosen, mahasiswa dan komunitas Soba Asi ( Sahabat Museum).
Kabid Kebudayaan Bohri Rahman, ST dalam laporannya mengemukakan bahwa seminar ini dihajatkan untuk menggali kekayaan khasanah budaya Bima khususnya berkaitan dengan bahasa, manuskirp dan aksara Bima. Diharapkan seminar ini akan menghasilkan rumusan rekomendasi terkait pelestarian bahasa, manuskrip dan Aksara Bima. Sekretaris Dikbudpora Drs. A. Salam Ghani, M.Pd yang membuka acara tersebut menyampaikan apresiasi dan penghargaan atas diselenggarakan seminar museum yang mengangkat tentang upaya pelestarian Bahasa, Manuskrip dan Aksara Bima. Pihaknya akan mendukung sepenuhnya langkah langkah penelusuran, pemetaan, publikasi dan penerbitan buku terkait kebahasaan, manuskrip dan aksara Bima terutama penggunaannya di ruang publik.
Dari pemaparan para pemateri, pertanyaan para peserta,serta usul dan saran yang berkembang selama jalannya seminar, maka pihak panitia merumuskan 4 rekomendasi sebagai tindak lanjut untuk mendapat penanganan dan perhatian bersama.Poin pertama, Bahasa dan Aksara Bima perlu dilestarikan melalui penerapan aturan penggunaan Bahasa Bima pada hari tertentu, penggunaan bahasa dan Aksara Bima di ruang publik. Point kedua, Perlu Penelusuran kembali Bahasa Bima lama dan penyusunan kamus Bahasa Bima,Inge Ndai, Kamus Perbandingan Dialek dan Glossarium Istilah Asi Mbojo. Poin ketiga, Perlu penelusuran warisan Manuskrip yang ada di masyarakat dan diterjemahkan sebagai bagian dari sejarah Bima. Perlu penerjemahan Manuskrip di Museum Samparaja dan Dibukukan. Poin ke empat, Perlu Worskhop dan penerbitan kalender Ber-Aksara Bima sebagai bagian dari sosialisasi dan pembelajaran Aksara Bima di sekolah dan masyarakat dalam mendukung program Literasi di Kabupaten Bima.
#museumdihatiku

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.