f Kisah Si Buyung - Alan Malingi | Mengupas Sejarah, Budaya dan Pariwisata

Header Ads

Kisah Si Buyung



Mendengar nama Buyung, tentu dia bukan orang Bima, Lombok atau Jawa. Buyung adalah nama khas kaum lelaki dari Padang Sumatera Barat. Lelaki berusia 35 Tahun ini adalah tukang Sol Sepatu yang mangkal di Pusat Pertokoan Bima, di depan Meubel Perdata. Buyung berada di Bima sejak 20 tahun silam, tepatnya pada tahun 1992, bersama empat rekannya meninggalkan tanah  Padang mencari peruntungan di Bima. Tentu sudah menjadi budaya, orang-orang Padang memang perantau ulung. Dimana-mana ada Rumah Makan dan Toko Padang. Di Bima saja, banyak dijumpai toko-toko pakaian dan warung makan khas Padang, terutama di sekitar Pasar Senggol di  Pusat Pertokoan Bima.
 

Nasib Si Buyung boleh dikata tidak semujur kerabatnya yang lain yang sudah mapan di Bima. Awalnya Buyung dan empat rekannya menjadi karyawan toko-toko dan warung makan Padang di Bima. “ Sejak lima tahun yang lalu, saya berhenti jadi karyawan Toko, dan beralih profesi menjadi Tukang Sol Sepatu. “ kisah Buyung. Sejak tahun 1992, Buyung tidak pernah pulang ke Padang. Alasannya karena biaya pulang kampung yang mahal. “ jika kita pulang dengan Bus, butuh waktu sekitar satu minggu baru sampai Padang. “ Sambungnya. Sebelas tahun yang lalu, Buyung menikah dengan Gadis asal Desa Nata Kabupaten Bima dan dikaruniai 2 orang anak. Yang sulung sudah duduk di kelas 5 SD di Kota Bima.
Setiap hari, dari pagi hingga petang. Buyung mangkal di depan Toko Meubel Perdata menjadi tukang sol sepatu dan bersaing dengan 8 orang tukang sol sepatu yang tersebar di seluruh kompleks pasar raya Bima. Rata-rata penghasilan Buyung setiap hari bekisar antara 50 sampai 80 ribu rupiah dengan ongkos jahit untuk satu pasang sepatu/sandal sebesar Rp.10.000.” Kadang saya tidak dapat sepersen pun dalam sehari. Tergantung rejekilah” Tutur Buyung.
Buyung adalah sosok pekerja keras. Dia tidak pernah mengeluh meski penghasilannya minim yang didapat setiap hari. Yang penting baginya bersyukur atas rejeki yang didapat dan bisa mempersembahkan rejeki yang halal untuk istri dan kedua anaknya. (*alan) 

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.