Pose bersama di depan Masjid Kamina
Saya memprediksi bahwa asal mula falsafah kepemimpinan Mbojo
adalah dari proses pembangunan masjid Kamina ini. Nggusu Waru merupakan filosofi
kepemimpinann Dou Mbojo, sebagai perangkat nilai, pikir dan tindak, maka Nggusu
Waru menitipkan beberapa nilai kepemimpinan Dou Mbojo, yaitu; 1. Dou Ma Dei Ro Paja Ilmu (Orang yang dalam dan luas ilmunya), Dou Ma Dahu Di Ndai Ruma ( Orang Yang Bertaqwa Kepada Allah), Dou Ma Taho Ruku Ra Rawi ( Orang yang baik prilaku dan budi pekertinya), Dou Ma Taho Ntanda Ba Dou Londo Ra Maina( Keturunan yang baik dan disegani/Kharismatik), Dou Ma dodo Tambari Kontu,Tengi Angi Labo Dou Ma to'i ( Orang yang selalu memperhatikan kepentingan rakyat dimanapun dia berada),Dou Ma Mbeca Wombo na( Orang Yang Kaya), Dou Ma Sabua Nggahi labo rawi( Satu kata dan perbuatan), Dou ma disa kai ma poda, dahu kai ma dapoda ( Berani karena benar)
Nggusu Waru atau dasar segi delapan bagunan Masjid Kalodu
melambangkan 4 serangkai pejuang berdirinya kesultanan Bima yaitu La Ka’I,
Manuru Bata, La Mbila dan Bumi Jara Mbojo dengan empat orang mubaliq yang
datang dari Gowa, Bone, Tallo dan Luwu. Jadi delapan orang membentuk satu
kekuatan sejarah berdiri dan jayanya Islam di tanah Bima. Kekuatan itu
dilambangkan dalam pucuk bangunan yang satu yang terbentuk dari delapan pilar
utama. Nah, itulah yang kemudian menjadi filosofi kepemimpinan di tanah Bima.
Pada perkembangan berikutnya, Nggusu Waru tidak hanya
menjelma dalam bentuk bangunan, tetapi terus mengalir dalam bentuk seni dan
budaya Dou Mbojo serta segala sendi kehidupannya. Kita lihat bangunan Lare-lare
Istana Bima, Paruga Nae di seluruh kecamatan, motif tenunan, motif keris dan
berbagai produk seni budaya lainnya.
|
Post a Comment