f Kedudukan Ncuhi Dalam Pemerintahan Kerajaan Bima - Alan Malingi | Mengupas Sejarah, Budaya dan Pariwisata

Header Ads

Kedudukan Ncuhi Dalam Pemerintahan Kerajaan Bima

Keturunan Para Ncuhi saat Tuha Ra Lanti Sultan Bima ke-16 Ferry Zulkarnain
Sebelum ada kerajaan,  Dana Mbojo dipimpin oleh para Ncuhi sebagai penguasa wilayah. Ada 5 (lima) Ncuhi besar dan ratusan  Ncuhi- Ncuhi lainnya yang tersebar di seluruh tanah Bima. Sedangkan yang dituakan secara adat Dana Mbojo pada zaman itu adalah kelima Ncuhi besar tersebut yaitu Ncuhi ‘Dara, Ncuhi Doro Wuni, Ncuhi ‘Bangga Pupa, Ncuhi Parewa dan Ncuhi ‘Bolo, sementara Ncuhi-ncuhi kecil lainnya bergabung pada Ncuhi-ncuhi besar sesuai dengan wilayah masing-masing.

Wilayah Ncuhi ‘Dara berada di Dara yaitu sekitar doro ‘Dara sampai wilayah Belo sebagai pusat wilayah pada saat itu. Ncuhi Doro Wuni berada di wilayah timur yaitu di sekitar doro Wuni ke timur sampai wilayah Sape. Ncuhi ‘Bangga Pupa berada di wilayah bagian utara sampai di wilayah Wera. Ncuhi Parewa berada diwilayah bagian selatan yaitu di sekitar doro Parewa sampai wilayah Belo, Woha, Monta, sedangkan Ncuhi ‘Bolo berada di wilayah bagian barat yaitu meliputi wilayah Donggo, Bolo dan sekitarnya.

Dalam proses terbentuknya Kerajaan Bima, Ncuhi ‘Dara menjadikan Indra Zamrut sebagai anak angkatnya (Indra Zamrut dan Indra Komala adalah keturunan dari sang Bima, Indra Komala hijrah ke tanah Jawa atau keluar daerah Bima sedangkan Indra Zamrud disuruh tinggal di Bima dibesarkan oleh Ncuhi ‘Dara). Setelah indra Zamrud beranjak dewasa atau dipandang cakap, maka Ncuhi ‘Dara mengumpulkan para Ncuhi untuk melakukan musyawarah membicarakan tentang kepatutan dan kepantasan sang Indra Zamrut untuk diangkat menjadi Raja. Kemudian hasil musyawarah para Ncuhi, dimusyawarahkan lagi bersama dengan seluruh masyarakat sehingga sampai pada kata sepakat antara para Ncuhi dengan seluruh masyarakat bahwa Sang Indra Zamrud akan diangkat menjadi Raja Bima.

Penobatan Raja Bima pertama, yaitu pada abad ke 14 dilakukan dengan upacara “Tuha”, yang dilakukan oleh Ncuhi ‘Dara bersama empat Ncuhi Na’e dengan disaksikan oleh Ncuhi-ncuhi kecil dan seluruh rakyat pada saat itu. Sehubungan dengan penobatan Raja Bima I, maka lahirlah perjanjian antara Ncuhi ‘Dara dengan Raja Bima I Sang Indra Zamrud yang isinya “Bahwa Sang Raja Indra Zamrud harus menganggap Ncuhi ‘Dara sebagai orang tua sendiri sampai dengan turun temurun”, berdasarkan perjanjian itulah, maka para Ncuhi memiliki peranan penting sebagai penasehat Raja untuk memberikan pertimbangan, petunjuk, saran dan pendapat kepada sang Raja dalam membuat suatu kebijakan untuk rakyat dan Dana Mbojo. Adapun perjanjian antara Ncuhi ‘Dara dengan Raja Bima tersebut selalu diperbaharui pada setiap upacara “Tuha Ro Lanti” Raja Bima pada waktu itu.
Hingga memasuki masa kerajaan dan kesultanan bahkan hingga penobatan Sultan Bima ke -16, Ncuhi memiliki peranan penting dalam pelantikan (Tuha Ro Lanti) sultan Bima. Pada masa kerajaan dan kesultanan, Ncuhi masuk dalam salah satu pilar lembaga kesultanan Bima yaitu Sara Tua sebagai lembaga legislative dan yudikatif yang berperan memberikan pertimbangan kepada raja dan sultan dan memutuskan perkara adat.


Penulis : Alan Malingi 

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.