Warisan Ncuhi Dara
Keris Berhulu Besi dengan Gagang Sang Bima yang dibawa Indra Zamtur |
Pertalian hubungan
antara ketiganya sebagaimana dilukiskan dalam cerita tentang kedatangan Sang
Bima dan Indra Zamrut di tanah Bima ternyata bukan cerita atau dongeng belaka.
Bukti arkeologis tentang kedatangan orang yang bergelar Sang Bima dan Indra
Zamrut masih tersimpan rapi di kediaman Keturunan Ncuhi Dara di RT 07 RW 03
kelurahan Dara kota Bima. Serma Jufri Irawan pewaris keturunan Ncuhi Dara saat
ini memperlihatkan kepada saya keris berhulu besi,
sebuah Azimat dan BO yang disimpan dalam sepotong wila(sejenis bambu kecil).
Tiga benda tersebut diiserahkan oleh Indra Zamrut ketika bertemu dengan Ncuhi
Dara di Doro Babuju yang berlokasi sekitar 1 kilometer arah tenggara kampung
Dara sekarang.
Keris Ncuhi Dara yang
diserahkan Indra Zamrut berhulu besi.Gagangnya berjuluk Sang Bima dengan
panjang 40 cm dan 9 lekukan. Di pangkal hulunya terdapat ukiran bunga Teratai.
Azimat sejauh ini belum pernah dibuka. Serat yang membungkusnya masih kuat dan
utuh. Sedangkan potongan Wila juga masih ada.Hanya saja BO yang asli dari zaman
Indra Zamrut sudah tidak ada lagi.Yang ada adalah salinannya yang ditulis
dengan huruf Arab Melayu pada masa pemerinrahan Sultan Abdul Azis Ma Wa a
Sampela( 1868-1881).Dalam salinan BO tersebut tertera kewajiban dan tanggung
jawab antara keturunan Ncuhi Dara dan keturunan Indra Zamrut, termasuk Tuha Ro
Lanti setiap Raja dan Sultan yang mesti dilakukan oleh Ncuhi Dara. Kedekatan hubungan
antara para Ncuhi dengan orang yang bergelar Sang Bima berujung pada sebuah
keputusan untuk mengangkat Sang Bima itu menjadi raja. Dalam hal ini dilukiskan
dalam BO sebagai berikut :“ Ncuhi Dara dan Ncuhi Padolo menyampaikan keputusan musyawarah
pada saat Sang Bima sedang memahat Wadu Pa’a “
Apa yang diuraikan BO
itu menjadi awal pendirian kerajaan Bima. Sang Bima menerima keputusan itu,
namun menyerahkan kembali kekuasaan untuk memimpin tanah Bima kepada Ncuhi
Dara. Sang Bima berpesan bahwa kelak akan ada anak keturunannya yang akan
memerintah. Hal itu memberikan gambaran bahwa secara de jure kerajaan Bima
telah terbentuk dibawah pimpinan federasi Ncuhi yang dipimpin oleh Ncuhi Dara.
Namun secara de facto, kerajaan Bima terbentuk pada saat kedatangan Indra
Zamrut dikemudian hari.
Sumur Tua warisan Ncuhi Dara |
Disamping bukti
tersebut, kedatangan Indra zamrut juga dibuktikan dengan adanya sebuah sumur
tua yang diberinama Temba Ncuhi Dara di kediaman Serma Jufri Irawan. Sebenarnya
sumur itu bukanlah sumur yang pertama. Sumur pertama adalah di Doro Babuju.Dulu
di lokasi sumur kedua itu adalah laut.Setelah proses alam, air laut surut dan
dibangunlah kampung di Dara sekarang. Ncuhi Dara dan Indra Zamrut pun turun ke
Dara dan menggali sumur itu.
Sejauh ini ada pihak
yang meragukan tentang Sang Bima dan Indra Zamrut. Bahkan tidak jarang diterima
olok olokan dan sindiran tentang Sejarah Bima yang penuh dengan mitos dan Tahyul.
Mpama mpemo dan lain lain. Padahal sumber lisan atau sastra lisan yang
dibuktikan dengan bukti arkeologis dan fisik adalah sumber sejarah. Saat ini,
para sejarahwan sedang intensif melakukan kajian terhadap tradisi tutur dan
sastra lisan sebagai sumber sejarah karena terbukti sumber lisan mampu hidup
melanpaaui batas zaman dibandingkan dengan catatan tertulis. Bayangkan saja
jika sastra tulis terbakar atau hilang, maka hilanglah sumber sejarah itu.
Tetapi cerita tutur yang hidup secara turun temurun dari bibir masyarakat akan
senantiasa terpelihara sepanjang zaman. Oleh karena itulah perlu revitalisasi
sastra lisan di Bima seiring kemajuan tekhnologi saat ini agar tetap lestari.
Penulis : Alan Malingi
Sumber :
1.
Sejarah Bima Dana Mbojo, H.Abdullah Tayib,BA
2.
BO Ncuhi Dara yang disalin kembali pada masa pemerintahan Sultan
Abdul Azis
Post a Comment